Senin, April 08, 2013

Kasus Lapas Cebongan



Mayjen Saurip: Kekerasan Timbul Karena Aparat Main Uang

Reporter : Pramirvan Datu Aprillatu
Sabtu, 6 April 2013 20:03:08 merdeka.com

Mantan Asisten Teritorial TNI AD Saurip Kadi menyebut para pimpinan tertinggi harus berjiwa ksatria untuk mau mengakui kesalahan anak buahnya. Apalagi dimutasinya Pangdam IV Diponegoro Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso menjadi staf Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) merupakan langkah yang baik dalam mempertanggungjawabkan perbuatan korpsnya.

"Sudah barang tentu semua pimpinan TNI di jajaran mana pun yang mencoba-coba untuk tutup-tutupi tidak jujur, dengan segala pernyataan dan sikapnya harus ditindak. Syukur kalau tahu diri dengan cara mengundurkan diri. Itu jauh lebih ksatria," katanya usai menghadiri diskusi di Apartemen Harmoni, Jakarta, (6/4).

Menurutnya, sampai kapan pun peristiwa seperti kasus seperti di Lapas Cebongan, DIY Jogjakarta pasti akan terus terjadi jika muncul fenomena ketidakpercayaan pada pimpinan atau aparatur negara.

"Tapi untuk menyelesaikannya janganlah hanya persoalan menghukum prajurit yang salah. Sudah berapa puluh, sudah berapa ratus prajurit yang melaksanakan perbuatan serupa dipecat dan dihukum. Akar masalahnya karena ketidakpercayaan rakyat pada lembaga-lembaga negara sudah begitu tinggi, seperti rakyat rasakan semua yang bersentuhan dengan negara, dengan pemerintah, semuanya uang," ungkapnya.

Namun pihaknya tetap mengapresikan bentuk sikap dari para pimpinan TNI dalam menyikapi permasalahan tersebut. Dan untuk para pelaku sendiri, lanjutnya harus cepat mengakui kesalahannya dan siap menempuh jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

"Saya mengapresiasi sikap dari pimpinan TNI angkatan darat dan saya kagum pada 11 prajurit Kopassus muda yang secara ksatria cepat mengaku kesalahannya dan siap menerima risiko akibat perbuatannya," bebernya.
[ian]

Tidak ada komentar: